Kassel, Jerman: Tidak akan Pernah Setuju untuk Berperang! Api di Depot Kendaraan Bundeswehr

Sekarang adalah masa perang, dan Jerman sedang bersiap-siap. Asosiasi militer, politis, dan ekonomik telah dicengkeram oleh mania kesiapan militer, dan semua orang dituntut untuk mengikutinya. “Operasi Deustchland” seharusnya membuat negara ini bersiap untuk berperang dalam lima tahun, dan kamuflase berkembang ke segala penjuru: Rheinmetall, KNDS, dan yang lainnya menyerbu satu demi satu lokasi, klausul sipil kian merosot di universitas-universitas, manajemen VW berpikir keras untuk terjun ke bisnis persenjataan, rumah sakit dan struktur suplai dipersiapkan untuk perang, dan Bundeswehr mempromosikan layanan bagi Jerman dengan kampanye gambar yang mengilap di sekolah-sekolah, media sosial, dan papan-papan reklame. Investasi dalam persenjataan menjadi prinsip keberlanjutan. Paralel dengan persenjataan-kembali material dan ideologis, terdapat pergeseran otoritarian secara internal, seperti yang terlihat dalam penindasan terhadap solidaritas Palestina atau gerakan anti-militeris. Titik baliknya juga sedang berlangsung.

Bahkan Friedrich Merz tahu bahwa kapitalisme berada dalam krisis global yang serius, dan model “juara dunia ekspor” Jerman juga turut menderita sebagai akibatnya: “Orang Amerika-lah yang mengamankan perdamaian dan kebebasan kami, sementara kami berkonsentrasi pada ekonomi – dan itu berjalan secara brilian. Pasar global, produk setengah jadi yang murah terutama dari Tiongkok, energi murah terutama dari Rusia, penyempurnaan di Jerman dan kemudian ke seluruh dunia – demikianlah model bisnis Jerman. Semua itu kini dipertanyakan.”

Masa-masa sulit akan segera tiba, wahai warga Jerman. Namun, jika kapital Jerman ingin terus mengeksploitasi dunia, membuat orang kaya menjadi lebih kaya, dan akhirnya memproduksi orang-orang yang kuat dan lebih cakap lagi, maka kita harus menghadapinya. Dan kita harus melakukannya bersama-sama. Pemikiran ini bukanlah pola pikir yang hanya bergejolak di kedalaman otak Blackrock. Dari semua sisi, seruan ini bergema melintasi seantero republik: Bersiaplah untuk berperang jika Anda ingin mempertahankan kemakmuran dan kebebasan Anda. Karena perjuangan untuk meraih kekuasaan di abad ke-21 masih jauh dari kata selesai; perjuangan tersebut telah memasuki fase baru.

Fakta bahwa kita sekarang harus bersiap menghadapi Perang Dunia III di sini, di negeri kita sendiri, menghadirkan realitas dunia. Selama bertahun-tahun kita dapat menceritakan dongeng mengenai perdamaian dan kemakmuran kepada diri kita sendiri, sementara dentuman meriam bergemuruh di tempat lain. Perang telah membantai rakyat selama bertahun-tahun di tempat-tempat yang sekiranya masih terdapat sesuatu yang dapat diperoleh: di Irak, Yaman, Gaza, menghancurkan rakyat di Meksiko, Kurdistan, Brasil, dan juga menimbulkan pemerkosaan di Ukraina, Kongo, dan Sahara.

Tetapi, mereka yang hanya bertaruh pada perang tidak akan mampu menciptakan perdamaian sejati. Perjuangan melawan perang adalah perjuangan melawan kapitalisme, yang membutuhkan setiap krisis untuk mendatangkan keuntungan baru, seperti halnya perjuangan melawan patriarki, yang selama ribuan tahun telah menanamkan dalam diri kita bahwa akan selalu ada yang berkuasa dan yang dikuasai di dunia ini. Tidak ada tempat bagi kemanusiaan, komunitas, dan martabat dalam logika ini. Ini tidak akan pernah menjadi perang kita. Ini adalah perang para penguasa, yang diliputi oleh maskulinitas destruktif, delusi keagungan, dan eksploitasi. Baik Trump, Putin, Xi Jinping, maupun Netanyahu, sama-sama tidak memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dalam peperangan ini.

Kami tidak akan membiarkan diri kami terdistraksi oleh permainan mereka. Kehidupan yang baik hanya dapat dicapai ketika orang-orang di seluruh perbatasan nasional berjuang demi dunia yang tidak dijual dan di mana nyawa manusia tidak dieksploitasi secara murah. Yang kita butuhkan adalah sebuah gerakan perdamaian yang berjuang dan sesuai dengan namanya. Kita membutuhkan serangkaian inisiatif, jaringan, aksi, dan resistansi untuk memerangi konflagrasi yang akan datang. Aksi kami merupakan bagian dari hal ini, dan kami menyambut semua orang yang berhimpun, mengorganisir, melawan, dan mengupayakan solusi.

Kita tidak pernah sendirian, selalu bersama, selalu bertaraf internasional! Ya, perang dan fasisme sudah berada di depan pintu rumah kita, tetapi bersama-sama dengan semua rekan-rekan pejuang lain di seluruh dunia, ini bisa menjadi titik balik kita. Karena Letnan Jenderal Bodemann mungkin benar dalam satu hal ketika ia berkata: “Yang paling penting adalah, pada akhirnya, setiap warga negara memiliki peran yang berarti dalam perang ini.” Tuan Bodemann, kami setuju akan hal itu.

Jadi: Lakukan apa yang benar-benar berarti!

Tidak akan pernah setuju untuk berperang – tidak hari ini, tidak pada tahun 2029, tidak akan pernah lagi!

Salam solidaritas terhadap Kamp Pelucutan Senjata Rheinmetall, yang akan berlangsung di Cologne dari tanggal 26 Agustus hingga 31 Agustus!

Video: Niemals kriegstüchtig! Feuer für Bundeswehr-Fuhrpark in Kassel

Sumber