Kami tak Bisa Dijinakkan bahkan Dihancurkan!

Pemberontakan di Indonesia adalah pesta kegembiraan. Sebuah tarian liar tanpa pemimpin dan juga komando, arus yang begitu cair hingga membuat penguasa dan orang kaya terhuyung-huyung, lari ketakutan.

Kamilah bayangan di istana mereka, ancaman yang lebih nyata dari sekadar teori. Kami tidak lahir dari konsolidasi kiri yang basi, tetapi dari api yang menghantam langsung ke jantung negara – pembongkaran total atas kekuasaan dan kapitalisme.

Hari ini, para penguasa dan serdadunya belum melepaskan operasi militernya untuk menjinakkan keliaran ini – meski bisa saja mereka lakukan. Sebagai gantinya, mereka menenun kisah busuk dan ketakutan palsu, menggiring kelas menengah, para influencer, para pendeta LSM, sebagai tameng untuk memecah yang murka. Mereka menjadikan Aparatus Ideologis dan Aparatus Represifnya sebagai mainan, mereka ciptakan asap sebagai teror palsu semata, dan sebagai pemecah konsentrasi.

Continue reading “Kami tak Bisa Dijinakkan bahkan Dihancurkan!”

Mengapa Kami Memilih Marah?

Ke mana kalian saat laut ditimbuni dan disulap menjadi perumahan megah tempat kalian berlari saat pagi dan sore? Ke mana kalian saat laut dan sungai tercemari limbah pabrik para orang-orang kaya? Ke mana kalian saat hutan digantikan tambang, dibotaki sampai tak ada lagi tempat bagi spesies lain untuk hidup di dalamnya? Saat masyarakat adat diusir dari tempat hidupnya jauh sebelum negara ini berdiri? Ke mana kalian saat masyarakat adat dibunuh karena mempertahankan tanahnya dan menolak dijadikan tambang? Ke mana kalian saat penggusuran merembes dan menjalar ke setiap sudut kota? Ke mana kalian saat tak ada lagi yang bisa kami nikmati karena segalanya telah dirampas oleh negara dan para orang-orang kaya itu? Dijadikan sebagai hak milik. Ke mana kalian saat pantai dan pulau-pulau menjadi hak pribadi untuk orang-orang kaya itu? Saat orang-orang kaya itu mencaplok segalanya dengan aturan yang tentu sangat mudah mereka buat.

Continue reading “Mengapa Kami Memilih Marah?”

Persetan dengan Moralitas Kalian! Tanggapan atas Khotbah para Moralis

Para Moralis Lupa apa Penyebabnya

Massa tidak tiba-tiba marah lalu merusak. Masa tidak tiba-tiba begitu saja melakukan tindakan yang kalian anggap ilegal. Kemarahan itu lahir dari ketidakadilan yang terus-menerus muncul, lebih jauhnya kemarahan muncul karena secara prinsip logika negara, kapitalisme beserta para aparatusnya memang sudah busuk sejak awal. Gejalanya bisa kita lihat: upah murah yang tidak cukup untuk hidup, penggusuran demi proyek kelas atas, aparat yang bertindak seperti keparat, pejabat yang tolol, dan lain-lain.

Tetapi, apa yang sering dilakukan kelas menengah ketika melihat ledakan kekacauan ini? Mereka langsung menyalahkan korban dengan khotbah moralitas – seolah-olah masalahnya hanya ada pada cara massa melawan, bukan pada kekerasan yang setiap hari ditimpakan pada mereka.

Continue reading “Persetan dengan Moralitas Kalian! Tanggapan atas Khotbah para Moralis”

Viviers (Ardèche): “Waspadalah terhadap para tetangga #10September”

Terbakar, tag tertulis… Apa yang kita ketahui setelah serangan terhadap pabrik Lafarge

21 Agustus 2025 (ekstrak)

Pabrik Semen Lafarge di Le Teil, yang terletak di komune sekitar Viviers, menjadi target serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Rabu malam tanggal 20 hingga Kamis tanggal 21 Agustus. Antara pukul 23.00 hingga tengah malam, dua orang membakar kabin dua loader di tambang tersebut. Loader adalah peralatan konstruksi berat, semacam buldoser.

Continue reading “Viviers (Ardèche): “Waspadalah terhadap para tetangga #10September””

Thio (Kanaky): Melanjutkan Gempuran

Sebuah mobil gendarmeri yang sedang diparkir ditembaki

16 Agustus 2025

Jaksa penuntut umum Noumea, Yves Dupas, telah mengajukan dakwaan “percobaan pembunuhan terhadap seorang polisi,” setelah tembakan dilepaskan ke sebuah kendaraan yang sedang diparkir di Thio pada Kamis malam hingga Jumat pagi tanggal 14 hingga 15 Agustus.

Saat itu pukul 2.50 pagi ketika para gendarme yang tinggal di sebuah hunian yang berjarak 50 meter dari markas brigade dibangunkan oleh empat tembakan. Tembakan tersebut diarahkan ke sebuah mobil pick-up yang diparkir di samping vila, sebuah mobil yang mudah diidentifikasi karena “dilengkapi dengan lampu suar yang berkedip-kedip” dan terdapat “tulisan gendarmerie di pintu mobilnya,” jelas Yves Dupas dalam siaran pers yang dirilis pada hari Sabtu, 16 Agustus. Tidak ada korban luka yang dilaporkan.

Continue reading “Thio (Kanaky): Melanjutkan Gempuran”